terima kasih sudah membaca mohon saran dan kritiknya

Santri Anti Khilafiyah


  Assalamualaikum gaes.. 
kali ini mimin ingin membahas sebuah persoalan kecil.. namun begitu setelah melihat sebuah postingan yg seolah² memihak pada sesuatu kubu dan ada unsur² politik di dalamnya.

   Siapa sih santri?, santri adalah panggilan khusus bagi mereka yang menuntut ilmu agama disuatu pesantren  dan memondok, maka dari itu ada istilah yang namanya pondokan. Para pondokan bukanlah sebuah kasta elite didalam dunia pendidikan, bagi orang orang terpelajar di sekolah umum banyak mengira para santri hanyalah seorang yang tau di agama,bisa jadi imam, bisa baca doa, ngajarin ngaji.. dan lain lain..

  Padahal persepsi seperti ini tidak sepenuhnya benar!. karna seorang santri pun juga zaman sekarang bisa jadi polisi, bisa jadi tentara, bisa jadi seorang pedagang, bisa menjadi seorang pengusaha.. dan lain lain tergantung bakat dan minatnya dimana.Para santri/ pondokan ini adalah sebuah kaum semi elite yang intelektual. Mereka mengkaji kitab kitab klasik hanya untuk menerapkan nya ke diri sendiri dan ke masyarakat.

  Dari seorang kaum yang direndahkan oleh elite pelajar umum, kini santri sudah menjadi trend.Banyak dari mereka yang sekolah umum tiba tiba tergeretek di dalam hatinya ingin menjadi seorang santri. Sebagian ada yang berhasil karna memiliki niat yang kuat dan sebahagian lagi mereka banyak yang menyerah karna menjadi seorang santri tak semudah yang mereka pikirkan.

   Adapun metode belajar para santri dari zaman baheula sampai sekarang ada 2, yaitu sorogan dan wetonan. apa itu sorogan?? Sorogan adalah metode belajar santri nya membaca kitab guru nya memperhatikan saja. yang kedua adalah wetonan yaitu sebuah metode para santri duduk secara halaqoh/ menghadap guru seperti klasikal biasa dengan cara guru membaca kan kitab, santri mendengarkan serta mendhobit (mencatat)kitab.

  Dua metode andalan ini masih bertahan hingga sekarang dan dengan dua metode inilah para Pondok Pesantren dapat menghasilkan para alumni yang intelektual dan bisa berbaur di masyarakat.  Kaum elite dari golongan ter pelajar kini hampir tersisihkan karna banyak yang lulus kuliah dan akhirnya menjadi seorang pengangguran disebabkan banyak melupakan "teori²"yang ia pelajari selama kuliah/ belajar .Bukannya menghina kan sistem pendidikan yang lain, tetapi semua ilmu itu perlu dipelajari secara teori dan di amalkan secara praktik.

  Setelah diceritakan beberapa keunggulan menjadi seorang santri.. kini kita sedikit berduka karna pada zaman digital masyarakat sering sekali terprovokasi dengan berita² hoax dan agama yg dipolitisasi.Kini Santri kena imbasnya. dilema antara mendukung pemerintah atau menjadi seorang oposisi pun nampak terasa. Terkadang sesama santri pun ramai berdebat di media sosial tentang politik, padahal mereka bukanlah ahli di bidang ini.. seharusnya tugas mereka para santri adalah menuntut ilmu agar mendamai kan negri.. bukan seorang penggaduh yang menjadi buzzer tanpa diupah.

 Santri harus belajar memahami situasi dan kondisi agar dapat meredam segala perkara yang meresahkan masyarakat. Bukan menjadi seorang pendebat yang jagi bersilat lidah!. mungkin mereka lupa kan kitab bidayatul hidayah karangan imam Al ghozali.Ketika menghadapi persoalan yang furuiyah kebanyakan dari mereka yang tidak bijak menghadapinya langsung saja berucap "Ini salah!, ini yang benar". Padahal seharusnya tidak seperti itu!.

   Kebenaran dari manusia tidak sepenuhnya benar.Karna berbeda sudut pandang dengan kita, harus kah kita mendebatnya?, harus kah kita ber argumen memakai dalil untuk mengalahkan dalil mereka??. Ketahuilah.. Al Qur'an dan Hadits yang muliaa bukanlah tempat bagi lidah lidah yang hina!.
   
  Berdebat yang tidak menghasilkan apa apa hanya berujung dengan sifat riya dan ujub saja. Santri yang bijak harus bisa mengkondisikan diri dimana posisi nya sekarang. Jika ia seorang santri, apabila pemahamannya berbeda dengan guru nya, maka sikap/ langkah yang baik adalah tidak mengomentari dan menolaknya didalam hati (tidak i'tiradh).Mengapa harus begitu?? kita kan negara Demokrasi masa kebebasan berpendapat di acuhkan begitu saja??.

   Gini gaes.. ada pepatah pernah berbunyi انظر ما قال لا تنظر من قال 
artinya : Pandanglah(pikirkanlah) apa yang ia katakan, Jangan Pandang siapa orang yang mengatakan.
Selama perkataan nya baik dan ada mengandung nasehat maka ambil lah.. jika tiada maka lebih baik diam dan tidak mengomentari..

 Inilah Adabnya para ulama Ahlussunnah Wal Jamaah.Berapa banyak pun khilafiyah/ perbedaan sudut pandang antar Imam madzhab, mereka masih bisa bijak mengatasi nya dengan tidak berkomentar atas apa pun perbedaan nya.. kecuali masalah ushuliyah(perkara pokok dalam agama seperti tauhid). maka ini boleh kita berkomentar.. karna pada dasarnya.  AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH pada tauhid berpegang kepada Imam Abul Hasan Al Asy'ari dan Abu mansur Al Maturidi.. jika berlainan pada dua ini.. maka sudah dipastikan bukanlah Ahlussunnah Wal jamaah. 

Walaupun begitu.. tetap lah toleransi dan Jangan menghinakan orang lain.


write by Muhammad Abdillah

Tabalong 

Senin, 30 Maret 2020
Ibn Imansyah seorang santri tingkat ulya di PP Darussalam Martapura, dilahirkan di Banjarmasin dan dibesarkan di kota Tabalong.

0 Response to "Santri Anti Khilafiyah"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel