terima kasih sudah membaca mohon saran dan kritiknya

Ijazah Palsu, Nasab Habaib Hingga Isu Pemersatu Bangsa

 

Ilustrasi Media Sosial

 

Oleh Muhammad Abdillah*


Trending media sosial begitu cepat dan berganti-ganti seiring waktu. Perkembangan zaman yang semakin maju, membuat informasi sangat cepat beredar, bahkan melebihi kecepatan cahaya. Apalagi jika kamu hidup di Indonesia, semua dimanjakan dengan berbagai macam media sosial yang berbeda-beda dan memiliki kelas strata sosial masing-masing.

Sebagai contoh, media sosial paling legendaris seperti fesbuk misalnya, menjadi wadah untuk forum diskusi bapak-bapak hobi ngejokes dan ibu-ibu yang cepat menangkap berita, walaupun itu berita hoax. Untuk kalangan muda para Gen Z memilih media Instagram  dan X sebagai  wadah tukar informasi yang mereka anggap “cerdas”. Kemudian, untuk Gen Alpha merajai media sosial Tiktok sebagai pusat informasi mereka, walaupun penuh dengan berbagai macam anomali yang  bermunculan.

Pembahasan di tiap media sosial sangat beragam, namun trending topik yang menjadi pembahasan saat ini begitu membosankan dan tidak berkualitas seperti Ijazah Mantan Presiden yang dituding palsu dan berbuntut laporan ke pihak kepolisian, nasab para habaib yang dianggap palsu oleh sebagian golongan, hingga perpecahan tersebut dimenangkan oleh kode “pemersatu bangsa” yang ternyata adalah video tidak senonoh dari salah satu oknum “pendidik” di Indonesia.

Betul pernyataan Guru Gembul terkait hal ini,  Indonesia yang mayoritas penduduknya sangat religius, ternyata pemersatu bangsa mereka adalah B*kep. Kan nggak asyik, maunya Indonesia emas, malah jatuh ke Indonesia (C)emas  di tahun 2045. Sebagai seorang santri, penulis agak miris dengan keadaan bangsa sendiri dengan berbagai anomali yang dihadirkan saat ini. Bukan merasa sebagai orang yang “cerdas”, namun budaya ini sangatlah merugikan kita dan menjadi bahan tertawaan internasional.

Ketika masyarakat  India sudah  menjadi ahli coding, anak Indonesia membahas odading, ketika masyarakat  Tiongkok sudah maju di bidang teknologi, Indonesia masih asyik debat pernikahan artis terkini, ketika bangsa lain sudah  mulai membahas pesawat Antariksa, Indonesia masih heboh soal Pilkada yang penuh dengan trik money politik. Sungguh membosankan, ketika membahas keilmuan sepi peminat, membahas kemajuan bangsa malah dihujat.

 Hari ini, Indonesia memerlukan anda sosok pembangun bangsa yang harusnya sangat berkualitas. Minat  membaca di  Indonesia tergolong rendah, setiap tahun malah semakin menurun, karena kehadiran buku tergantikan dengan media sosial, kehadiran koran sekarang digantikan dengan berita singkat yang hanya berupa judul narasi tanpa ada penjelasan, tidak jarang banyak yang berkomentar asal-asalan. Akhirnya, akibat generasi yang malas baca, Indonesia tidak berhasil menjadi Indonesia (C)emas tahun 2045.

Ayolah, kita para Gen Z mestinya menjadi pembawa perubahan baru bagi bangsa kita tercinta. Sudahilah dulu main game, jeda lah sebentar nonton drakor, berikan waktu mu sedikit untuk berkembang. Jika masih menganggur, upayakan sesuatu yang bisa meningkatkakn skill. Sebab, di tahun 2045 kelak, kita lah yang  akan menjadi tokohnya menggantikan mereka yang sudah mulai sepuh dan tua. Mari bangkit, jangan hanya terkesan dengan terkagum dengan pembahasan yang kurang penting, mari berbenah, tambah ilmu dan perbanyak membaca.

 

*Penulis merupakan Alumni Pondok Pesantren Darussalam Martapura, sekarang menjadi Guru Tidak Tetap di SDN 2 Mabuun, dan sedang menempuh Pendidikan Sarjana Strata 1 semester 4 di STIT Syekh Muhammad Nafis Tabalong.

Ibn Imansyah seorang santri tingkat ulya di PP Darussalam Martapura, dilahirkan di Banjarmasin dan dibesarkan di kota Tabalong.

0 Response to "Ijazah Palsu, Nasab Habaib Hingga Isu Pemersatu Bangsa"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel