terima kasih sudah membaca mohon saran dan kritiknya

Paradoks Asmara

  Kisah ini bermula disaat ada acara besar besaran di kota ku. Sebenarnya ia sudah ku anggap seperti masa lalu, hilang tenggelam dalam lautan yang dalam..
  Katanya "kapan kau membawa ku ke KUA",.. Aku terdiam seraya menahan rasa kantukku dan sakit ketika yg teramat sangat., kata kata itu nampak menusuk karna seolah memberi sebuah harapan yang telah sirna, aku telah melupakannya dengan berbagai cara ternyata ia kembali ke dalam hidupku dengan cara yang tak ber etika.
   KEJAM.. ia mainkan perasaan seorang pria  ia mainkan sebuah drama cinta, mungkin agar hidupnya lebih berwarna.. tapi Tidak!, bagi sang korban itu adalah derita.. bagi sang pelaku itu adalah nostalgia bagi pembaca ini adalah cerita.. 

 Ku lanjutkan ceritanya....

Ia mengajak ku untuk bertemu disebuah tempat, karna memang ini pertama kali aku bertemu dengannya. Tak disangka ternyata ia membawa teman temannya 10 orang ternyata🤣 wahh malu aku dibuatnya.. ia tak memikirkan nasib ku nanti dengan mengajakku bertemu demi sebuah foto untuk menjadi kenangan dengannya.. itu katanya.

Langit rupanya menangisi keadaanku.. tumpah ruah air matanya menetes ke penjuru dunia di malam itu.. Sambil merenung ku lalui jalanan kota bersama payung yang setia, selalu ada ketika aku membutuhkannya..  jiwa yang semu kembali bergerak penuh dengan kata kata luarbiasa.. seakan akan ini bukanlah suatu derita.. tetapi ini adalah motivasi ku untuk membangun sebuah cerita, keinginan ku yang tertunda mungkin bisa terjadi lewat sebuah cerita cinta..

" Tak apalah jadi pengecut dalam masalah cinta, apa yang bukan milikmu pasti akan kembali pada tempatnya.. tetap lah berjalan dijalan yang penuh dengan harapan dan cita cita.. bukan sekedar angan angan belaka.. aku yakin hidupku pasti akan penuh dengan warna"

tinta dilan  2020.
Ibn Imansyah seorang santri tingkat ulya di PP Darussalam Martapura, dilahirkan di Banjarmasin dan dibesarkan di kota Tabalong.

0 Response to "Paradoks Asmara"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel