Dilema(cerpen series 3)
hujan membawa bekas dengan aroma yang khas, memang tak terlalu deras tetapi lumayan bisa membasahi teras. Di dalam kamar yang rapi tersimpan seorang gadis yang baru beranjak dewasa bernama Azizah.Raut wajahnya nampak sumringah dan pipi yang memerah sembari memeluk sebuah boneka panda yang ia beri nama "opah". Dibenaknya mungkin tak bisa melupakan kejadiaan yang baru saja terjadi, ia diantar pulang oleh seorang idola sekolah, nama nya yang berjaket merah.
walaupun nampak kaku,perjalanan singkat dijemput oleh idola adalah momment yang tidak bisaa dilupakan oleh Azizah.ia masih terkenang kala Ketua OSIS SMA Nusa Bangsa menjemputnya,bunyi klakson mobil dan wajah coolnya itulah yang ia ingat, tambahnya Orang Tua Azizah nampak dekat dengan keluarga Putra, mungkinkah Azizah bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk harapannya?? tunggu saja nanti kisahnya.
Di tempat berbeda nampak seorang remaja terkulai lemas di pembaringan rumah sakit,kaki nya terlilit perban dan dua kayu penyangga, ternyata remaja itu adalah Abdi. Kakinya patah akibat kecelakaan yang menimpa dirinya. Tok.. Tok.. daun pintu diketuk oleh seorang wanita muda berpakaian putih.
"Masuk aja mba, pintu gak dikunci." sahut Abdi.
"Gimana kondisimu? ada perasaaan membaik?." tanya wanita muda itu.
"ah dikit sih.. kayaknya.. cuma gak bisa move on doang sih." jawab Abdi
" Maaf mas.. saya hanya observasi... bukan mau nanyain asmara kamu" tegas wanita itu yang ternyata adalah suster di rumah sakit Tadika Mesra.
"hehe.. maaf mba cantik,, aku cuma bercanda.. yaa lumayanlah agak mendingan daripada kemarin."
Tiba tiba, datang seekor manusia yang tak diundang membesuk Abdi yang berada di rumah sakit Tadika Mesra.
"Hei bro, enak nggak jatuh dari motor? " kata cowok yang berpakaian serba hitam.
"Kampret Luu.. dasar!, namanya jatuh yaa nggak ada yang enak monyet" sahut Abdi
"Yee nyolot aja lu.. ada kok jatuh yang enak" sahut cowok yang berpakaian hitam yang ternyata namanya adalah Zain.
"Zein.. lo pasti mau bilang jatuh cinta kan? nggaak.. bohong banget, jatuh cinta itu juga nggak enak bro, ujung ujungnya yaa sakit juga" kata Abdi.
"Iya juga sih, berarti nggak bisa nih ikut Olimpiade? " tanya Zein dengan wajah serius.
"Ya gimana ya.. kalo belum sembuh total, berarti.. kamu yang dibangku cadangan terpaksa harus diturunkan. "
"Yasudah, bismillah aja, btw ni ada oleh oleh sedikit buat kamu, obat gosok manjur buat luka, semoga cepat sembuh bro," ucap Zain.
Mentari bersinar terang, ayam jago berkokok di depan jendela kamar Azizah. Ia nampaknya baru terbangun karena sibuk menghayalkan Putra semalaman.
Senyum lebar tak jelas, nampak di wajahnya. Sang ibu tak berhenti mengetuk daun pintu kamar anaknya.
"Azizah.. Azizaah bangun, cepat mandi nak sudah hampir telat niih".
" Iyaa.. iya buu." sahur Azizah sambil bergegas mengambil handuk mandinya.
Teng, Teng, Teng, Teng. Bel sekolah berbunyi kencang sekali, akhirnya Azizah di setrap di depan meja pengawas sekolah.
"Kalian ini bagaimana sih, kan jam sekolah sudah diterapkan, kenapa jadi terlambat! " kata guru pengawas.
"Saya telat karena nolongin nenek yang mau nyebrang buu, terus bantu ngangkatin barang barangnya sampe ke sebrang jalan. " ucap cowok berbadan ceking.
"Ah, nggak ada pake alasan segala, kalian berlima di hukum menyapu seluruh lingkungan sekolah!" tegas guru pengawas.
"Yaahh" kata murid murid mengeluh.
Di tengah teriknya matahari, Azizah menyapu lantai dengan lesu, karena menahan malu dilihat oleh kakak kelasnya.
"Eh ada gosip terbaru nih. .Putra sama Zahra balikan lo" kata salah seorang cewek berjaket pink kepada teman temannya.
Suara itu pun nampak memggetarkan jiwa Azizah, hatinya yang berbunga bunga nampak layu seketika. Dunianya seakan hancur karena mendengar sang pujaan memiliki seorang kekasih hati.
Disisi lain, ada seseorang yang nampak tak asing berteriak dari pintu kelas.
"Semangat nyapu nya Bebeb kuh!!! "
Azizah terkejut, ia langsung menoleh dan ternyata itu adalah Abdi yang lama tak terlihat di sekolah. Menggunakan tongkat, ia tetap berusaha berdiri sambil menyoraki Azizah.
Perasaan Azizah campur aduk, antara malu dan sedih karena mendengar Putra memiliki kekasih dan Abdi yang nampak menyorakinya.
Ia sedikit tak menyangka dengan fakta yang ada, ternyata Azizah berekspektasi tinggi terhadap Putra. Gundah gulana nampak berkecamuk di hatinya.
Dibenak pikirannya, apakah bisa mencari pengganti Putra di hatinya? atau ia tetap mempertahankan perasaan nya walau terluka?. Entahlah, hanya Azizah yang menentukan kisah cintanya.
0 Response to "Dilema(cerpen series 3)"
Post a Comment